Kamis, 20 September 2012


Perbaikan Citra ( Image Enhancement )

Teknik image enhancement pada pengolahan citra digunakan untuk meningkatkan kualitas suatu citra digital, baik dalam tujuan untuk menonjolkan suatu ciri tertentu dalam citra tersebut, maupun untuk memperbaiki aspek tampilan. Proses ini biasanya didasarkan pada prosedur yang bersifat eksperimental, subjektif, dan amat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam perbaikan kualitas citra, antara lain:


1. Operasi Titik
Operasi titik dalam image enhancement dilakukan dengan memodifikasi histogram citra masukan agar sesuai dengan karakteristik yang diharapkan. Histogram dari suatu citra adalah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi dari nilai intensitas piksel dalam citra tersebut.
Contoh perintah untuk menampilkan histogram adalah:
I=imread('rice.tif');

figure,imshow(I);
figure,imhist(I);





Beberapa teknik image enhancement melalui operasi titik antara lain adalah intensity adjustment (termasuk brightening dandarkening), histogram equalization, dan thresholding.




1.1.Intensity Adjustment
Intensity adjusment bekerja dengan cara melakukan pemetaan linear terhadap nilai intensitas pada histogram awal menjadi nilai intensitas pada histogram yang baru.
Perintah umum untuk melakukan pemetaan linear tersebut adalah:
J =imadjust(I,[low_in,high_in),[low_out,high_out])
dimana :
low_in merupakan nilai intensitas yang akan dipetakan sebagai low_out
high_in merupakan nilai intensitas yang akan dipetakan sebagai high_out


1.2. Histogram Equalization
Teknik histogram equalization bertujuan untuk menghasilkan suatu citra keluaran yang memiliki nilai histogram yang relatif sama.
1.3. Thresholding
Thresholding merupakan proses pemisahan piksel-piksel berdasarkan derajat keabuan yang dimilikinya. Piksel yang memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan akan diberikan nilai 0, sementara piksel yang memiliki derajat keabuan yang lebih besar dari batas akan diubah menjadi bernilai 1
2. Operasi Spasial
Operasi spasial dalam pengolahan citra digital dilakukan melalui penggunaan suatu kernel konvolusi 2-dimensi. Beberapa metode image enhancement yang termasuk dalam keluarga ini adalahneighborhood averaging, median filtering, dan high-pass filtering.
2.1. Neighborhood Averaging
Pada prinsipnya, filter yang digunakan dalam neighborhood averaging merupakan salah satu jenis low-pass filter, yang bekerja dengan cara mengganti nilai suatu piksel pada citra asal dengan nilai rata-rata dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya.
2.2. Median Filtering
Median filter merupakan salah satu jenis low-pass filter, yang bekerja dengan mengganti nilai suatu piksel pada citra asal dengan nilai median dari piksel tersebut dan lingkungan tetangganya. Dibandingkan dengan neighborhood averaging, filter ini lebih tidak sensitif terhadap perbedaan intensitas yang ekstrim.
2.3. High-pass Filtering
Sebagaimana pada proses pengolahan sinyal satu dimensi,high-pass filter dua dimensi akan melewatkan komponen citra frekuensi tinggi dan meredam komponen citra frekuensi rendah.


3. Operasi Transformasi
Berbeda dengan beberapa metode yang telah dibahas sebelumnya, proses image enhancement berbasis transformasi citra dilakukan dengan:
Ø Mentransformasi citra asal ke dalam domain yang sesuai bagi proses enhancement
Ø Melakukan proses enhancement pada domain tersebut
Ø Mengembalikan citra ke dalam domain spasial untuk ditampilkan/diproses lebih lanjut
Salah satu metode transformasi yang paling populer dalam aplikasi pengolahan citra digital adalah Fast Fourier Transform (FFT). Transformasi ini memindahkan informasi citra dari domain spasial ke dalam domain frekuensi, yaitu dengan merepresentasikan citra spasial sebagai suatu penjumlahan eksponensial kompleks dari beragam frekuensi, magnituda, dan fasa.
Pada contoh program tersebut, proses filtering dilakukan melaluimasking terhadap komponen frekuensi yang ditentukan. Agar tercipta karakteristik high-pass filter, maka komponen frekuensi rendah (koefisien frekuensi yang berada pada bagian pojok dari citra hasil FFT) di-masking menggunakan nilai 0. Demikian pula sebaliknya untuk memunculkan sifat low-pass filter, komponen frekuensi tinggi (koefisien frekuensi yang berada pada bagian tengah dari citra hasil FFT) dibuat menjadi 0 melalui perkalian dengan mask low-pass.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

oke